Pilih Makan Bubur Di Aduk Atau Tidak?

Banyak orang Indonesia suka makan bubur untuk sarapan, dan itu salah satu makanan tradisional yang disukai banyak orang. Saking populernya, makanan ini bisa ditemukan dan dijual di hampir semua tempat, mulai dari rumah makan, pedagang kaki lima, hingga orang yang berjualan bubur di pinggir jalan. Kita sering melihat bubur ayam, bubur sumsum, dan bubur kacang hijau dalam makanan kita. Di sisi lain, makanan Indonesia sangat enak, jadi jangan heran jika kita belum pernah mencoba bubur bassang, bubur barobbo, bubur gunting, dan jenis bubur lainnya. Bubur memang tersebar di seluruh tanah air, namun ada juga jenis bubur yang hanya bisa ditemukan di tempat-tempat tertentu.

Bubur biasanya dibuat dari nasi yang telah dimasak dalam air hingga lunak. Bahkan beberapa bubur sangat cair, sehingga tidak memakan banyak energi untuk makan karena tidak perlu dikunyah terlalu keras. Selain nasi, bahan dasar bubur di Indonesia juga sangat berbeda. Mereka termasuk kacang hijau, tepung beras, ketan hitam, dan sebagainya, dan semuanya menjadi bubur. Bubur ini memiliki banyak kandungan baik di dalamnya, seperti karbohidrat, protein, vitamin, serat, dan sebagainya yang baik untuk tubuh.

Sejarah Bubur dalam Makanan Indonesia

Orang-orang di Indonesia sudah makan bubur sejak zaman penjajahan Belanda, dan sudah menjadi bagian dari makanan mereka sejak itu. Ini menurut kompas.com, yang mengatakan bahwa pada masa kolonial, orang makan bubur jika panen tidak datang, masa panen tidak dimulai tepat waktu, ada krisis beras atau orang tidak mampu. makan itu. Jadi penduduk asli biasa mencampur nasi dengan banyak air dan membuat bubur agar tetap bisa memenuhi kebutuhan pangan mereka. Selain itu, orang Jawa melihat bubur sebagai tanda keadilan. Bubur bisa dimakan lebih banyak orang karena bisa disajikan untuk kelompok yang lebih besar.

Pengguna internet mungkin pernah mendengar pertanyaan “bubur diaduk atau tidak?” di masa lalu. Kata ini menanyakan apa yang kita suka dan bagaimana kita makan bubur, kebanyakan bubur ayam atau bubur beras lainnya. Bubur nasi dengan bumbu dan topping di atasnya tidak bisa dipisahkan saat dicampur dan diaduk jadi satu. Bagi sebagian orang, ini akan membuat bubur terasa lebih enak. Namun, tidak semua orang setuju dengan kelompok ini. Yang lain suka makan bubur mereka dengan cara ini: Mereka memisahkan bubur nasi dari makanan lainnya dan menaruh beberapa bahan tambahan di atasnya.

Terlebih lagi, perdebatan tentang dua cara makan bubur ini juga terkait dengan sains, jadi penting untuk mengetahui keduanya. Bubur yang diaduk lebih baik daripada bubur yang tidak diaduk, menurut kutipan dari potongan idntimes. Hal ini dikarenakan semua bahan tersebut dicampur menjadi satu sehingga perut dapat dengan mudah memecah makanan. Selama kamu tidak mengaduk oatmeal kamu, tidak buruk memakannya dengan cara ituKamu tidak bisa salah dengan bubur yang tidak diaduk. Ini akan terlihat lebih baik di mata daripada bubur yang diaduk. Temuan studi bersama oleh University of Oxford, University of Birmingham, dan BI Norwegian Business School pada tahun 2014 dalam jurnal Flavour menyebutkan bahwa makanan yang terlihat enak bisa lebih enak untuk disantap.

Tidak masalah apakah bubur diaduk atau tidak diaduk. Itu telah menjadi bagian dari banyak kehidupan. Ini memiliki banyak nutrisi yang baik dan juga lembut dan mudah dimakan bagi sebagian orang. Orang yang baru mulai memakai kawat gigi harus berusaha menjaga mulut dan rahang mereka setenang mungkin. Jadi akan sulit untuk makan, dan bubur adalah salah satu makanan terbaik untuk dimakan. Bubur juga baik untuk orang yang sedang sakit karena bubur mudah dicerna dan tidak memakan banyak tenaga untuk memakannya. Dan yang terpenting, memiliki banyak nutrisi yang tetap bisa memenuhi kebutuhan tubuh.

Orang-orang di Indonesia tidak terlalu peduli apakah makanan mereka diaduk atau tidak, tetapi mereka menyukainya untuk hiburan. Artinya kedua makanan tersebut baik untuk tubuh. Tidak peduli seberapa kamu suka bubur, bagaimana kamu suka memakannya, teman-teman!