Mengenal Jenis-Jenis Jagung di Indonesia dan Ciri-cirinya

Mengenal Jenis-Jenis Jagung di Indonesia dan Ciri-cirinya

Jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan penting yang ditanam di Indonesia. Jagung juga merupakan salah satu tanaman budidaya yang paling banyak dibudidayakan oleh petani. Selain pakan ternak dan makanan, Jagung juga banyak digunakan dalam industri minuman, makanan, farmasi dan kimia. Tanaman jagung merupakan bagian dari famili Spermatophyta dan kelas Monocotyledone dari ordo Graminae dan Famili Graminaceae serta Genus Zea.

Jagung merupakan sumber yang kaya nutrisi, termasuk protein, karbohidrat, serat, dan protein serta banyak mineral dan vitamin yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berdasarkan Wikipedia.com Kandungan gizi dari 100 gram jagung adalah:

  • Kalori: 355 Kalori
  • Protein: 9,2 g
  • Lemak: 3,9 g
  • Karbohidrat: 73,7 g
  • Kalsium: 10 mg
  • Fosfor: 256 mg
  • Besi: 2,4 mg
  • Vitamin A: 510 SI
  • Vitamin B1: 0,38 mg
  • Air: 12 gr

Jika kita bandingkan jagung dengan nasi, terlihat bahwa kandungan karbohidrat jagung lebih sedikit dibandingkan nasi. Namun kandungan protein jagung lebih besar dari nasi.

Saat ini, jagung merupakan komoditas internasional untuk perdagangan setiap negara berusaha untuk meningkatkan produksi dalam rangka memenuhi permintaan industri. Oleh karena itu, jagung yang akan digunakan untuk benih harus bermutu baik dari segi sifat fisik genetik maupun fisiologis dan tentunya dari varietas unggul.

Di Indonesia daerah penghasil jagung utama antara lain Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, D.I. Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku.

Berikut adalah varietas jagung yang ditanam di Indonesia

Jagung Komposit

Varietas jagung komposit yang bijinya berasal dari tanaman lain atau dapat dipanen dari setiap tanaman, dan tidak diserbuki atau dicampur dengan varietas lain. Jagung jenis ini biasanya ditanam oleh petani pada masa tradisional di masa lalu. Saat ini tidak digunakan.

Keunggulan jagung jenis ini adalah memiliki rentang waktu yang terbatas, kebal terhadap penyakit dan hama, tidak bergantung dan mampu ditanam sepanjang waktu. Kekurangan dari varietas jagung komposit adalah kapasitas produksi yang rendah dengan hanya 3-4 ton per hektar. Varietas jagung komposit yang paling umum adalah Arjuna, Bisma, Gajah Mas, dan Genjah Rante.

Jagung hibrida

Jagung hibrida merupakan jenis yang dikembangkan melalui pemuliaan dan persilangan jagung jantan dengan jagung induk betina untuk menghasilkan varietas jagung yang berbeda. Jagung hibrida nantinya akan memiliki keunggulan dari kedua tetua. Keunggulan jagung hibrida adalah kemampuannya menghasilkan bahan pangan yang banyak hingga mencapai 8-12 ton per hektar.

Namun, varietas ini memiliki kekurangan, antara lain biaya tinggi yang dapat 20-40 kali lipat dari biaya konsumsi. Selain itu, varietas ini tidak dapat lagi diturunkan sebagai benih karena produksinya bisa turun hingga 30 persen, dan membuat ketergantungan petani karena jagung tidak bisa lagi ditanam.

Hama yang sering menyerang adalah penggerek batang atau daun. Pengendalian dapat dilakukan melalui penggunaan insektisida sistemik karena insektisida diserap dan akhirnya berpindah ke seluruh jaringan tanaman, sehingga hama yang memakan tanaman akan mati. Insektisida yang tersedia seperti Furadan 3G.

Beberapa contoh yang merupakan varietas hibrida jagung termasuk Pioner dan BISI Ini biasanya bersertifikat dan sudah ada di semua wilayah. Sebagian besar waktu, benih telah diperlakukan dengan fungisida yang membantu melindungi tanaman dari berbagai penyakit.

Jagung transgenik

Jagung transgenik mengacu pada varietas yang diproduksi dengan memasukkan materi genetik baik dari benda hidup atau tidak hidup. Hasilnya akan tahan terhadap penyakit tahan hama, tahan obat kimia atau tahan hama sampai tanaman berubah menjadi tanaman akhir .

Varietas ini menawarkan keuntungan dari kapasitas produksi yang tinggi yaitu 8-10 ton per hektar. Ini juga memiliki ketahanan terhadap penyakit serta ketahanan terhadap serangga tertentu, dan kemampuan untuk menahan zat kimia.

Namun varietas transgenik juga memiliki kelemahan, misalnya benih jagung harus dibeli di toko karena tidak diproduksi oleh petani. Ada juga risiko munculnya hama baru yang tahan terhadap bahan kimia serta kemungkinan munculnya penyakit baru pada hewan dan manusia, yang merusak tanah. Gen jagung yang digunakan untuk varietas khusus ini telah dilisensikan. Kultivar Jagung transgenik yang paling terkenal termasuk jagung BT, jagung Terminator, jagung RR-GA21.