Berikut 5 Tips Memulai Bisnis Waralaba Cocok Untuk Pemula

Berikut 5 Tips Memulai Bisnis Waralaba Cocok Untuk Pemula

Banyak orang yang mencoba mendirikan bisnis waralaba. Ini karena lebih mudah dan lebih menguntungkan daripada memulai bisnis dari awal. Waralaba tidak jarang dalam bisnis.

Pembukaan waralaba dimaksudkan untuk: 1. Memperluas jangkauan bisnis sehingga dapat menumbuhkan pangsa pasar dan penjualanKamu juga dapat menggunakan modal orang lain untuk mengembangkan bisnis kamu dan meningkatkan layanan yang kamu tawarkan. Ini dapat menurunkan risiko bisnis dan meningkatkan keuntungan bagi mereka yang membeli waralaba. Hal ini juga dapat meningkatkan omset dan siklus bisnis franchisee. Hal ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan penetrasi pasar dan dominasi pasar.

1. Pilih jenis waralaba yang kamu inginkan

Waralaba dapat terlibat di hampir semua bidangKamu dapat menemukan semuanya mulai dari makanan dan minuman hingga ritelKamu pasti sudah tidak asing lagi dengan banyak franchise di Indonesia seperti Kopi Kenangan KFC Zara dan McDonald’s.

Ada banyak jenis dan merek bisnis waralaba. Pilih yang menurut kamu paling diminati saat ini. McDonald’s adalah pilihan tepat untuk makanan. Mereka tidak akan pernah kehabisan pelangganKamu juga dapat berbelanja di Zara atau H&M untuk fashion.

kamu harus mahir dalam bidang yang ingin kamu kelola sehingga kamu dapat memaksimalkan keuntungan kamu. Hal ini juga penting untuk membuat keuntungan.

2. Temukan lokasi terbaik untuk membuka usaha

Pemilik mungkin telah menyediakan bahan baku dan alat untuk SOP bisnis waralaba. Namun, kamu perlu menentukan lokasi yang tepat di mana kamu ingin menjalankan waralaba. Bisa di kantor, mall, atau di dekat supermarket.

Sangat penting untuk memperhatikan lokasi karena dapat berdampak signifikan pada penjualan. Kemungkinan pembeli tidak akan mampir jika lokasinya sulit atau tidak terjangkau. Itu juga rumahnya, yang tidak jauh dari lokasi bisnis waralaba.

Sebuah bisnis waralaba harus berlokasi di lokasi utama yang dekat dengan kantor dan pusat perbelanjaan. Meskipun biaya sewanya tinggi, itu sepadan dengan potensi keuntungannya. Apalagi jika franchisee memiliki reputasi yang baik di mata konsumen.

3. Pastikan kamu memilih franchise yang tidak sekedar trend.

Untuk makanan, es kopi, susu, dan boba saat ini sedang trend. Kedua minuman ini sedang populer saat ini. Beberapa orang bahkan akan mengantri untuk mendapatkan segelas es susu, boba, atau kopi.

Namun, kamu harus mencoba memprediksi bagaimana bisnis akan berkembang selama dua-tiga tahun ke depan. Akankah minuman ini bertahan, atau akankah masyarakat meninggalkannya? Untuk memastikan bisnis waralaba bertahan, kamu harus bisa melihat potensi masa depan.

Beralih ke produk makanan waralaba lain jika kamu tidak yakin. Bisa disebut burger atau kopi, mie goreng, nasi goreng, atau ayam goreng yang sudah lama diminati banyak orang. Jika kamu menemukan waralaba yang menawarkan menu serupa, kamu dapat bergabung.

4. Pastikan memiliki cukup uang

Biaya kemitraan untuk setiap tahun akan lebih tinggi tergantung pada seberapa populer merek pemilik waralaba. Membandingkan McDonald’s dengan CFC akan menunjukkan bahwa biaya waralaba McDonald’s lebih mahal karena jangkauan internasionalnya. Sudah sangat mahal untuk membeli bahan baku, peralatan dan biaya lain untuk merek.

Sesuaikan dengan anggaran kamuKamu tidak perlu menghabiskan jutaan, jika tidak miliaran dolar, untuk membuka waralaba. Sebaliknya, pilihlah bisnis yang memiliki nama internasional.

Satu hal yang pasti, jangan berhutang. Franchisee tetap akan mendapatkan bagian dari keuntungan franchise. Hal ini secara tidak sengaja akan mengurangi tingkat keuntungan kamu dan mempengaruhi kemampuan kamu membayar cicilan utang kepada kreditur.

5. Banyak kelompok dapat mengkonsumsinya

Last but not least, pastikan kamu memilih franchisee yang menawarkan produk yang dapat diakses oleh semua orang. Waralaba makanan adalah satu-satunya hal yang memungkinkan kamu menjual produk kepada anak-anak, orang tua, dan orang dewasa.

Peluang peningkatan penjualan akan berkurang jika produk terlalu spesifik atau hanya ditujukan untuk kelompok tertentu. Karena jangkauan konsumen sangat terbatas.

Pertimbangkan minuman boba, misalnya. Anak muda menyukai minuman manis, sehingga minuman ini tidak banyak diminati. Orang tua yang lebih menjaga tubuhnya sebaiknya tidak mengonsumsi minuman ini.