3 Tips Investasi Saham Dari Lo Kheng Hong

3 Tips Investasi Saham Dari Lo Kheng Hong

Investor pasar saham mungkin akrab dengan Lo Kheng Hong. Sosok yang sering disebut Warren Buffet Indonesia ini menjadi salah satu investor tersukses di pasar modal Tanah Air.

Lo Kheng Hong menganut analisis fundamental sebagai investor nilai. Lo Kheng Hong adalah seorang analis fundamental yang sukses ketika ia membeli saham UNTR selama krisis keuangan pada tahun 1998.

Tiga Tips Berinvestasi di Saham Lo Kheng Hong

1. Perhatikan Hutang Perusahaan

Lo Kheng Hong, selain fokus pada laba, juga mengevaluasi utang perusahaan sebelum membeli saham.

Hal ini dikarenakan perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi lebih cenderung menghabiskan sebagian besar pendapatannya untuk pembayaran hutang. Ini akan menghasilkan penurunan laba dan risiko gagal bayar yang lebih tinggi.

Lo Kheng Hong menggunakan rasio DER (Debt-to-Equity Ratio) untuk menilai utang perusahaan. Rumus ini membagi total kewajiban dengan total ekuitas. Rasio DER yang aman adalah antara 0,8 dan 1,5. Penting untuk mempertimbangkan faktor lain sebelum membeli saham di atas level tersebut.

2. Saham Yang Masih Undervalued

Tips Lo Kheng Hong selanjutnya berfokus pada harga sahamKamu harus mencari saham yang undervalued. Saham tersebut mungkin bernilai Rp. 100 bukan berarti saham itu mahal.

kamu perlu mempertimbangkan nilai aktual perusahaan saat membandingkan harga wajar saham.

kamu perlu melihat laporan keuangan yang sangat rinci untuk memahami nilai perusahaan. Ada banyak platform dan situs digital yang dapat memberikan informasi yang kamu butuhkan. Untuk menilai harga saham, kamu dapat menggunakan PER (Price-to-earning Ratio), dan PVB (Price-to Book Ratio).

3. Pilih Saham Perusahaan Yang Memiliki Keuntungan Besar

Lo Kheng Hong mengatakan bahwa yang terbaik adalah berinvestasi di saham dengan membeli saham di perusahaan dengan keuntungan besar. ROE (Return on Equity) merupakan salah satu indikator yang dapat kamu gunakan untuk mengetahui profitabilitas suatu perusahaan. Rumusnya adalah Laba Bersih dibagi Ekuitas.

ROE yang baik dapat diukur dengan pertumbuhan yang stabil minimal 10% selama 5 tahun terakhir. Semakin besar nilainya, semakin baik.

Ada perusahaan dengan ROE di bawah 1% di Bursa Efek. Namun, ada perusahaan dengan ROE di atas 125%. Ini hampir seperti memiliki mesin cetak uang sendiri jika kamu memiliki saham di sebuah perusahaan dengan keuntungan besar. Harga saham berkorelasi langsung dengan keuntungan perusahaan.

Laba perusahaan akan menentukan seberapa besar harga sahamnya naik. Kebalikannya, Jika laba perusahaan rendah, harga saham akan turun.